Karawang, situsenergi.com
Pemanfaatan energi terbarukan mulai memberi dampak nyata bagi masyarakat desa. Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina membantu petani jamur merang menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan pendapatan.
Ketua Kelompok Tani Tirta Makmur, Ikin, menjelaskan bahwa tingginya permintaan jamur merang sejalan dengan naiknya biaya listrik untuk budidaya. “Operasional yang besar sering kali tak sebanding dengan hasil panen,” kata Ikin, di Dusun Tanjung Jata, Desa Muara, Cilamaya Wetan.

Masalah tersebut mulai teratasi sejak 2024, ketika Pertamina memperkenalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di desa itu. Energi surya digunakan untuk menggerakkan pompa air, menyalakan penerangan, dan membantu penetasan telur ayam. Pertamina juga memberikan perawatan serta pendampingan teknis bagi para petani.
Pada Juli 2025, kapasitas PLTS ditingkatkan dari 2,2 kWp menjadi 6,6 kWp dengan dukungan baterai 15 kWh. Peningkatan ini membuat kelompok tani menghemat biaya listrik hingga Rp13,9 juta per tahun. Lebih dari 1.200 warga Desa Muara ikut merasakan manfaatnya, sementara emisi karbon berkurang 8,58 ton CO2e per tahun.
Selain jamur merang, kelompok tani juga mengembangkan usaha terintegrasi, mulai dari jambu kristal, mangga, cabai rawit, hingga ternak ayam kampung dan produksi pupuk kompos. “Dukungan Pertamina sangat membantu petani agar bisa mengembangkan usaha lebih luas,” tambah Ikin.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen menghadirkan energi bersih bagi masyarakat desa. “Program Desa Energi Berdikari mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, mengurangi emisi, sekaligus memperluas akses energi,” ujarnya.
Hingga kini, Pertamina memiliki 176 program DEB di seluruh Indonesia, dengan 70 persen berada di luar Jawa. Program tersebut telah menjangkau 186 ribu penerima manfaat, termasuk warga dengan disabilitas, menghasilkan energi 757.759 Wp, menekan emisi hingga 729 ribu ton CO2e per tahun, serta menciptakan nilai ekonomi desa sekitar Rp3,7 miliar per tahun.

Pertamina menegaskan bahwa program ini selaras dengan target Net Zero Emission 2060, prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). (*)
Leave a comment