Logo SitusEnergi
Nusakambangan Hadirkan Wajah Baru, Warga Binaan Berdaya Lewat Pemanfaatan FABA Nusakambangan Hadirkan Wajah Baru, Warga Binaan Berdaya Lewat Pemanfaatan FABA
Nusakambangan, Situsenergi.com Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, kini tampil dengan wajah baru. Bukan hanya sebagai tempat pembinaan, lapas ini berkembang menjadi pusat pemberdayaan ekonomi... Nusakambangan Hadirkan Wajah Baru, Warga Binaan Berdaya Lewat Pemanfaatan FABA

Nusakambangan, Situsenergi.com

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, kini tampil dengan wajah baru. Bukan hanya sebagai tempat pembinaan, lapas ini berkembang menjadi pusat pemberdayaan ekonomi melalui pengolahan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), limbah hasil pembakaran batu bara dari PLTU Adipala.

FABA yang dulu dianggap tidak berguna, kini diolah warga binaan menjadi produk konstruksi bernilai tambah, seperti batako, paving block, buis beton, hingga roaster. Upaya ini terwujud lewat kerja sama antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero), yang menyediakan fasilitas workshop di lahan tidur Nusakambangan.

Salah satu warga binaan, Kevin Ruben Rafael, mengaku berterima kasih karena mendapat kesempatan belajar keterampilan baru. “Ilmu ini sangat bermanfaat. Saat kembali ke masyarakat nanti, saya bisa menggunakannya untuk kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya. Hal serupa disampaikan Listianto, warga Lapas Nirbaya, yang berkomitmen untuk mandiri setelah menjalani masa hukuman.

Menteri Imipas Agus Andrianto menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi model pembinaan yang menyiapkan warga binaan kembali ke masyarakat. “Kami ingin warga binaan punya keterampilan nyata agar bisa produktif setelah bebas,” ujarnya.

BACA JUGA   PLN Raih Apresiasi Literasi Nusantara 2025, Bukti Listrik Dorong Akses Pendidikan

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menilai program FABA tidak hanya mendukung ekonomi sirkuler, tetapi juga memberikan solusi lingkungan. Menurutnya, hasil karya warga binaan Nusakambangan sudah menunjukkan kualitas premium dengan harga kompetitif. “Kegiatan ini berpotensi menghasilkan omzet hingga Rp5,4 miliar per tahun jika kapasitas produksi optimal,” kata Darmawan.

Saat ini, workshop FABA Nusakambangan memiliki dua mesin produksi dengan kapasitas hingga dua juta paving block dan satu juta batako per tahun. Sebanyak 30 warga binaan telah terlibat aktif, dan jumlah itu diperkirakan bertambah seiring pendampingan berkelanjutan.

Darmawan menambahkan, keberhasilan ini membuktikan lapas dapat menjadi ruang pembinaan yang produktif sekaligus berdaya guna. “Nusakambangan kami dorong menjadi percontohan nasional, bagaimana lapas bisa bertransformasi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (*)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *