Logo SitusEnergi
Gaikindo Dukung Pengembangan Biofuel Gaikindo Dukung Pengembangan Biofuel
JAKARTA — Pabrikan otomotif Indonesia komitmen tidak memproduksi (off mode) mobil bermesin bensin dengan standar emisi Euro-2 per 7 Oktober 2018. Komitmen ini dilakukan... Gaikindo Dukung Pengembangan Biofuel

JAKARTA — Pabrikan otomotif Indonesia komitmen tidak memproduksi (off mode) mobil bermesin bensin dengan standar emisi Euro-2 per 7 Oktober 2018. Komitmen ini dilakukan demi realisasi standar Euro-4 yang dimulai pada waktu sama. Gaikindo juga mendukung penggunaan campuran minyak kelapa sawit 20 persen di dalam biosolar atau B20. “Ini tentu bagus untuk mengurangi emisi gas buang,’’ tegas Ketua Umum Gaikindo di Jakarta Selasa (10/7/2018).

Gagasan teknologi hijau sendiri diperkirakan akan menjadi salah satu bagian dari masa depan industri otomotif. Di mana penggunaan tenaga listrik dan fuel-cell sebagai tenaga penggerak menjadi bagian dari penerapan teknologi hijau yang terus digalakkan.

Semakin berkurangnya cadangan bahan bakar fosil di perut bumi, dan dampak pemanasan global yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan hidup yang tidak terkendali, membuat perusahaan-perusahaan pembuat mobil terpacu untuk membuat mobil-mobil yang semakin hemat dalam mengonsumsi bahan bakar dan mengurangi pencemaran udara hingga seminimal mungkin.

Tak heran, mobil-mobil hibrida, yang menggabungkan mesin berpembakaran dalam (internal combustion engine) yang menggunakan bahan bakar minyak dengan motor listrik yang mendapatkan tenaga listriknya dari baterai mulai diperkenalkan. Yohannes menambahkan, saat ini pabrikan mobil menyesuaikan mesin dengan perkembangan teknologi. Termasuk untuk menggunakan Biofuel.

BACA JUGA   Bahlil Lantik Dua Jenderal Penegak Hukum ESDM, Siap Basmi Pelanggaran Tambang!

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Lion Air Group bekerja sama dalam pengembangan dan uji coba pemanfaatan bioavtur. Bioavtur adalah bahan bakar pesawat terbang dari kelapa sawit.

Dewan Penasihat Gapki, Franky O. Widjaja mengatakan, penggunaan bioavtur dari kelapa sawit tidak hanya mengurangi pelepasan emisi karbon, tapi akan berefek pula pada tumbuhnya industri hilir kelapa sawit, serta meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit yang dihasilkan para petani di Indonesia. Selain itu, juga meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit di dalam negeri, yang menjadi bahan dasar bioavtur.

Penggunaan bioavtur berbasis sawit, selain bermakna memajukan industri kelapa sawit, melibatkan jutaan petani, juga karena pihak Lion Air mencatat, para petani sawit adalah salah satu pengguna terbesar maskapai tersebut. Seperti diketahui, pemerintah merencanakan pada 2018 campuran biofuel pada avtur mencapai 3 persen, yang akan meningkat pada 2025 menjadi 5 persen.

Indonesian Resources Studies (IRESS), memberikan dukungan terhadap penerapan kebijakan energi hijau pemerintah. Kebijakan pemanfaatan biodiesel memberikan manfaat yakni mengurangi impor solar, meningkatkan nilai tambah industri CPO dan meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit. Namun kebijakan tersebut harus diterapkan dengan hati-hati, karena perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang saling terkait, agar dampak negatif yang mungkin timbul dapat diantisipasi dan diminimalkan atau bahkan dihilangkan.

BACA JUGA   Ketahanan, Swasembada, dan Kemandirian Energi?

Pemerintah sendiri, sudah berketetapan hati untuk menjalankan kebijakan tersebut. Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) memberikan dampak positif terhadap penghematan devisa karena mampu mengurangi impor solar secara signifikan. Pemanfaatan biodiesel pada sektor industri telah mendorong peningkatan nilai tambah yakni pemanfaatan kelapa sawit menjadi barang setengah jadi CPO dan menjadi barang jadi berupa biodiesel. 1

Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM pernah menegaskan biodiesel membantu memecahkan masalah stok BBM yang kerap menjadi PR bagi Ditjen Migas. Pengembangan biofuel atau pun biodiesel diharapkan dapat berkontribusi terhadap ketersediaa BBM nasional, dimana kebutuhan masyarakat akan BBM terus meningkat. Peran biodiesel ini diharapkan dapat terus menurunkan volume impor solar sehingga tidak lagi mengakibatkan pembengkakan APBN, atau pun defisit belanja negara.

Dengan kondisi produksi migas nasional yang kurang baik saat ini, pemerintah telah mengambil beragam strategi dalam kebijakan migas. Kebijakan hilir migas diarahkan untuk jaminan pasokan bahan bakar, diversifikasi bahan bakar, standar dan mutu bahan bakar, penetapan harga bahan bakar, penghematan BBM. Peran biodiesel diharapkan dapat mendorong pasokan BBM nasional sehingga mendukung penghematan BBM serta berkontribusi pada kestabilan harga BBM.

BACA JUGA   Trade-Off Penambangan Nikel di Kepulauan Raja Ampat: Antara Ekonomi, Sosial, Lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintah ketika menetapkan kebijakan mandatory biodiesel terlebih dahulu telah melakukan uji mensin. Uji implementasi B20 atas kendaraan diesel pada tahun 2014, dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama dengan Lemigas, Gaikindo, APROBI, BPPT, BPDPKS, Pertamina dan ITB untuk jarak hingga 40.000 km. Hasil uji coba B20 dikatakan cukup baik bahkan hingga jarak 100.000 km. Dikatakan kinerja kendaraan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dengan hasil di atas, pemerintah optimis terhadap kebijakan B20 yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan kebijakan B30. (ACB)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *