Logo SitusEnergi
Bukan Wacana Lagi! Dua PLTN 500 MW Masuk RUPTL PLN, Siap Dibangun di Indonesia Bukan Wacana Lagi! Dua PLTN 500 MW Masuk RUPTL PLN, Siap Dibangun di Indonesia
Jakarta, situsenergi.com Bukan wacana lagi! dua PLTN 500 MW masuk RUPTL PLN, siap dibangun di Indonesia. PT PLN (Persero) bersama pemerintah menegaskan komitmennya membangun... Bukan Wacana Lagi! Dua PLTN 500 MW Masuk RUPTL PLN, Siap Dibangun di Indonesia

Jakarta, situsenergi.com

Bukan wacana lagi! dua PLTN 500 MW masuk RUPTL PLN, siap dibangun di Indonesia. PT PLN (Persero) bersama pemerintah menegaskan komitmennya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai solusi energi yang andal, bersih, dan terjangkau. Langkah ini dipertegas melalui ajang Nusantara Energi Forum di Jakarta pada Rabu (20/8/2025).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, menegaskan bahwa nuklir kini ditempatkan sebagai energi penyeimbang untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan nasional. “Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) terbaru yang disetujui DPR, nuklir ditempatkan sebagai penyeimbang energi,” ujar Jisman.

Ia menekankan, pengembangan PLTN tidak bisa dilakukan terburu-buru. Pemerintah harus memastikan regulasi matang, membentuk Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO), dan melibatkan BUMN agar pengelolaan tetap dalam kendali negara.

Sejalan dengan itu, dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan RUPTL PLN 2025–2034 sudah menyebutkan pembangunan dua unit PLTN dengan kapasitas masing-masing 2×250 MW.

Dari sisi PLN, Evy Haryadi, Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan, menilai energi nuklir mampu menjawab trilema energi: andal, bersih, dan terjangkau. “PLTN menghasilkan energi stabil seperti batubara, biayanya murah, dan dia bersih. Jadi semua aspek trilema energi terpenuhi,” kata Evy.

PLN bahkan sudah mengkaji penerapan PLTN dengan berbagai negara yang lebih dulu sukses memanfaatkan energi nuklir. Evy menambahkan, PLN menggandeng kementerian, universitas, hingga penyedia teknologi untuk memastikan transfer knowledge dan kolaborasi berjalan maksimal.

Dukungan juga datang dari sisi riset. Syaiful Bakhri, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, menegaskan bahwa pengelolaan limbah nuklir tidak sesulit yang dibayangkan. “Mengelola limbah nuklir lebih mudah dibanding mengelola Bantar Gebang. PLTN berumur 40 tahun, area untuk menyimpan limbah hanya sebesar ruangan ini,” tegasnya.

Menurut Syaiful, bahan bakar nuklir bekas pun masih memiliki potensi besar. Hanya 5 persen yang benar-benar habis dipakai, sementara 95 persen sisanya bisa didaur ulang dan dimanfaatkan kembali untuk reaktor lain. Bahkan sisa material tersebut masih bermanfaat untuk rumah sakit, industri, hingga iradiasi pangan.

“Kalau 95 persen bisa didaur ulang, artinya kita menuju negara yang mandiri energi,” tutup Syaiful.

Dengan arah kebijakan yang semakin jelas, kehadiran PLTN bisa menjadi momentum besar bagi Indonesia untuk benar-benar berdaulat dalam energi. (*)

BACA JUGA   Alhamdulillah! Desa Terpencil di Sigi Sulteng Kini Bisa Nikmati Listrik 24 Jam Nonstop, PLN Joss…

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *