Logo SitusEnergi
Pendapatan PLN Potensi Turun Rp 2,03 Triliun Pendapatan PLN Potensi Turun Rp 2,03 Triliun
Jakarta, situsenergy.com Potensi pendapatan PT PLN (Persero) diperkirakan akan menyusut saat libur lebaran tahun ini. Hal itu karena konsumsi listrik di wilayah Jawa Bali... Pendapatan PLN Potensi Turun Rp 2,03 Triliun

Jakarta, situsenergy.com

Potensi pendapatan PT PLN (Persero) diperkirakan akan menyusut saat libur lebaran tahun ini. Hal itu karena konsumsi listrik di wilayah Jawa Bali saat lebaran Idul Fitri 2018 turun drastis.

General Manager Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN, Eko Yudho Pramono, ‎mengatakan potensi lossis pendapatan pada periode tersebut ditaksir sebesar Rp2,036 triliun. Selama ini pasokan listrik Jawa Bali PLN mencapai  33.639 MW (mega watt) Dalam kondisi normal, beban puncak mencapai 24.194 MW. Sementara kalkulasi saat lebaran beban listrik menurun menjadi 16.120 MW.

“Berdasarkan pengalaman sebelumnya beban puncak turun hampir 50 persen, ini punya cadangan 50 persen kalau kami hitung untuk Jawa Bali,” kata Eko di Jakarta, Rabu (13/6)

Menurut Eko, penurunan konsumsi listrik akan terjadi sejak H-4 lebaran, hingga masyarakat kembali beraktivitas‎ normal. Adapun konsumen terbesar dalam sistem Jawa Bali adalah sektor industri.

“Pergerakan waktu lebaran dari Jakarta ke daerah industri akan turun sejak H-4. Senin, Sabtu, Minggu turun dia biasa, Senin biasa, Selasa turun sekitar 10 ribuan MW beban puncaknya,” papar dia.

BACA JUGA   Panas Bumi RI Baru Digarap 12%, API: Sudah Saatnya Move On!

Untuk meminimalisir lossis pendspatan itu, PLN telah menyiapkan beberapa strategi operasi dalam menyikapi penurunan konsumsi listrik. Tidak hanya melakukan shutdown pembangkit listrik, tapi juga beberapa tindakan teknis lainnya. Misalnya tidak diizinkannya kegiatan pemeliharaan gardu induk, kecuali jika ada gangguan atau kerusakan peralatan. Petugas disiapkan di berbagai posko selama 24 jam serta piket pemeliharaan selama 24 jam.

Serta menyiapkan cadangan putar lebih besar dibandingkan waktu reguler. Selanjutnya, mengatur pola operasi dengan mempertimbangkan fenomena tegangan lebih.

“Serta melakukan operasi regional balance dengan meminimalkan transfer daya antar subsistem (barat/timur),” tandas Eko.(Din)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *