Logo SitusEnergi
Analis: Penemuan Cadangan Gas di WK North Ganal Berdampak Signifikan bagi RI Analis: Penemuan Cadangan Gas di WK North Ganal Berdampak Signifikan bagi RI
Jakarta, Situsenergi.com Perusahaan minyak dan gas bumi asal Italia, ENI, baru saja mengumumkan telah menemukan “harta karun” raksasa di Wilayah Kerja North Ganal, Kalimantan... Analis: Penemuan Cadangan Gas di WK North Ganal Berdampak Signifikan bagi RI

Jakarta, Situsenergi.com

Perusahaan minyak dan gas bumi asal Italia, ENI, baru saja mengumumkan telah menemukan “harta karun” raksasa di Wilayah Kerja North Ganal, Kalimantan Timur, yakni cadangan gas yang diperkirakan berpotensi mencapai 5 triliun kaki kubik (TCF).

Penemuan cadangan gas signifikan tersebut dari sumur eksplorasi Geng North-1 di Blok North Ganal, sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur, Indonesia.

Berdasarkan laporan Wood Mackenzie, cadangan gas di North Ganal merupakan penemuan eksplorasi global terbesar pada tahun ini, dengan perkiraan awal lebih dari 700 MMBOE (juta barel ekuivalen minyak), dengan asumsi faktor perolehan gas sebesar 65 persen dan 35 persen berupa kondensat.

Analis Energi Institute for Energy Economic and Financial Analysis (IEEFA) Putra Adhiguna memprediksi, penemuan cadangan gas signifikan tersebut dapat menciptakan dua dampak signifikan bagi Indonesia, yakni memperpanjang usia cadangan gas nasional sekaligus daya tarik investasi sektor minyak dan gas (migas).

Menurut dia, usia cadangan gas Indonesia diproyeksikan hanya mampu bertahan hingga 17 tahun ke depan. Namun dengan adanya temuan gas 5 TCF yang dilakukan perusahaan raksasa migas Italia, ENI tersebut bakal semakin menambah usia cadangan gas Indonesia.

“Perlu diakui bahwa cadangan gas di Indonesia umurnya tidak begitu lama, ada estimasi yang menunjukkan 17 tahun ke depan. Penemuan ENI tersebut perlu disikapi secara positif, karena relatif dengan jumlah cadangan Indonesia saat ini,” kata Putra dalam krtrtgðćɓĵhdikutip di Jakarta, Jumat (13/10).

Pemerintah Indonesia, kata dia, mendorong peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) serta 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

“Kita masih menunggu berapa jumlah cadangan resmi yang nanti dikeluarkan oleh ENI maupun pemerintah. Ini rasanya sebuah langkah yang baik untuk ke depan,” ujar Putra.

Dia berharap temuan cadangan gas tersebut nantinya dapat dimaksimalkan untuk sektor industri dan ketenagalistrikan di Tanah Air. Saat ini, menurutnya, Indonesia banyak mengembangkan  industrial park (kawasan industri), sehingga pemanfaatan gas dapat diberdayakan lebih lanjut dibandingkan penggunaan batu bara.

“Memastikan bahwa penggunaan gas di Indonesia untuk tujuan yang paling efisien dan efektif, mengingat gas akan memainkan peranan penting dalam transisi energi,” katanya lagi.

Sementara itu, mengacu pada data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Indonesia masih memiliki 128 cekungan. Dari jumlah tersebut, 20 cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan sudah dibor namun belum produksi, 19 cekungan diindikasikan menyimpan hidrokarbon, 13 cekungan dry hole, dan 68 cekungan belum dibor.

BACA JUGA   Sidak Bareng Gubernur Jatim, Pertamina All Out Amankan BBM Jember di Tengah Krisis Jalur Gumitir!

Putra optimistis, dengan adanya temuan cadangan gas di North Ganal dan besarnya potensi cekungan yang dimiliki Indonesia, akan meningkatkan kembali investasi eksplorasi gas.

“Jadi bahwa ditemukan cadangan gas itu positif karena menunjukkan bahwa secara geologi itu masih ada. Namun, hal-hal yang selama ini jadi perhatian dari banyak pihak seperti stabilitas peraturan dan sebagainya harus menjadi keseriusan pemerintah,” paparnya.

Bagi pelaku usaha, investasi di hulu migas membutuhkan rentang waktu 20-30 tahun. Oleh karena itu, keberadaan regulasi sangat dibutuhkan untuk menunjang investasi eksplorasi maupun eksploitasi migas.

PIS

“Tanpa adanya regulasi akan sulit untuk bisa melihat stabilitas jangka panjang dalam investasi. Lagi-lagi bicara investasi adalah berbicara rentang waktu 2 sampai 3 dekade,” pungkas Putra.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *