Home ENERGI Ternyata Implementasi Nyata Jadi Tantangan Besar Wujudkan Transisi Energi
ENERGI

Ternyata Implementasi Nyata Jadi Tantangan Besar Wujudkan Transisi Energi

Share
Ternyata Implementasi Nyata Jadi Tantangan Besar Wujudkan Transisi Energi
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahwa tantangan terbesar transisi energi di Indonesia adalah mewujudkan implementasi nyata dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.

Menurut Arifin, penetapan strategi, program, dan target menuju transisi energi adalah hal yang lebih mudah.

“Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,” kata Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Ia mengatakan, bahwa untuk memastikan aksesibilitas keterjangkauan energi bagi masyarakat, peran dari sektor migas tidak bisa diabaikan dan ditinggalkan begitu saja.

“Sektor migas masih memegang peranan penting untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi utamanya di negara berkembang seperti Indonesia,” ujarnya.

Arifin menyampaikan permintaan migas masih akan tumbuh, terutama di daerah berkembang seperti India, Afrika, dan Asia di mana pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, industrialisasi, dan kendaraan akan melonjak secara signifikan.

Kardaya Warnika: Reformasi Subsidi BBM Harus Utamakan Stok

“Oleh karena itu, investasi dalam proyek migas masih diperlukan untuk memberikan ketahanan energi serta memenuhi permintaan migas yang semakin meningkat, sebelum teknologi energi terbarukan menjadi lebih kompetitif,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga menilai bahwa peran minyak dan gas bumi (migas) tetap krusial dalam transisi energi. Menurutnya, permintaan minyak masih tumbuh terutama di sektor transportasi dan pengembangan sektor gas juga penting dalam menjembatani transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.

“Transisi energi akan dilakukan dalam berbagai tahap dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan,” ucapnya.

Sementara dalam proses transisi, lanjut dia, pemerintah akan melaksanakan beberapa program strategis, di antaranya memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku untuk industri dengan mengembangkan infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi.

“Selain itu, konversi bahan bakar diesel menjadi gas di pembangkit listrik dan mengembangkan fasilitas infrastruktur dan pengembangan jaringan pipa gas untuk rumah tangga (jargas) dan usaha kecil,” tukasnya.

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih sangat besar, pemerintah menargetkan produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada 2030 yang ditujukan khusus untuk pemanfaatan dalam negeri.

“Kami memiliki 68 potensi cekungan yang belum dijelajahi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar barel, sedangkan cadangan terbukti gas sekitar 43 TCF,” kata Arifin.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...

Medco Power Resmi Operasikan Pembangkit Listrik Rendah Emisi di Batam

Jakarta, situsenergi.com Langkah nyata menuju energi bersih terus dilakukan PT Medco Energi...