Logo SitusEnergi
Investasi Hidrogen Hijau Potensial di RI Investasi Hidrogen Hijau Potensial di RI
Jakarta, Situsenergi.com Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pengembangan hidrogen hijau (green hidrogen) memegang peranan strategis dalam mengejar target dekarbonisasi sistem energi... Investasi Hidrogen Hijau Potensial di RI

Jakarta, Situsenergi.com

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan pengembangan hidrogen hijau (green hidrogen) memegang peranan strategis dalam mengejar target dekarbonisasi sistem energi global.

“Hidrogen hijau adalah pilar utama dekarbonisasi untuk industri. Kami membutuhkan teknologi yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam aplikasi industri seperti pembuatan semen, keramik atau kaca,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam pernyataannya, Kamis (16/06/2022)

Dikatakannya, urgensi hidrogen hijau dinilai sama pentingnya dengan penyimpanan baterai (energy storage) di masa mendatang. Bahkan, pemerintah Indonesia telah memasukkan aturan pemanfaatan hidrogen dalam rancangan Undang-Undangn Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

“Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan insentif keuangan bagi sektor publik maupun privat yang ingin mengoptimalkan hidrogen hijau,” kata dia.

Di Indonesia, pengembangan hidrogen hijau sejalan dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar. Kementerian ESDM dan pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) telah mempelajari potensi pasar hidrogen hijau di Indonesia, sekitar 1.895 kT/tahun pada tahun 2021, termasuk untuk industri (Urea, Amonia, Refinery, Methanol), dan permintaan lainnya seperti pembuatan Biofuel, baja hijau, jaringan pulau, dan sel bahan bakar kendaraan berat.

BACA JUGA   Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap, Pemerintah Jaga Daya Beli dan Industri

Dadan menuturkan, ada beberapa rencana investasi hidrogen hijau dan proyek percontohan yang sedang berjalan, yaitu hibrida hidrogen hijau dari tenaga surya dan angin di Sumba Timur (7-8 MW), pilot project di Ulubelu dengan memanfaatkan kondensat panas bumi, rencana proyek di Kalimantan Utara dan Papua dari pembangkit listrik tenaga air besar, dan pemanfaatan hidrogen hijau di ibu kota baru pada tahun 2045 (4.000 untuk transportasi umum dan 21.000 Ton untuk sektor industri
Kendati demikian, Dadan mengungkapkan terdapat beberapa faktor keberhasilan dalam implementasi proyek hidrogen hijau, mulai dari penetapan kebijakan, akses sumber daya, pasar potensial, standar, ketersediaan teknologi hingga dukungan finansial.

“Setiap negara memiliki karakteristik berbeda dalam pengembangan hidrogen hijau, tetapi memiliki kebutuhan teknologi dan pendanaan yang sama. Tantangannya, bagaimana hidrogen hijau layak secara ekonomi, menarik secara finansial, dan berguna bagi masyarakat,” tegasnya.(SA/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *