Home MIGAS Imbas Output Amerika Yang Berkurang, Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih Dari 1 Persen
MIGAS

Imbas Output Amerika Yang Berkurang, Harga Minyak Dunia Anjlok Lebih Dari 1 Persen

Share
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak dunia, Rabu, melemah lebih dari 1 persen, sebagai respon dari belum pulihnya pasokan minyak dari Amerika setelah hantaman Badai Ida beberapa hari lalu. 

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat 91 sen, atau 1,3 persen, menjadi USD 72,60 per barel, demikian dikutip dari laporan  Reuters,  di New York, Rabu (8/9/2021) atau Kamis (9/9/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit 95 sen, atau 1,4 persen, menjadi USD 69,30 per barel.

Produsen di Teluk masih berjuang untuk memulai kembali operasi, sembilan hari setelah Ida menyapu wilayah itu dengan angin kencang dan hujan lebat.

Sekitar 77 persen produksi Teluk Amerika tetap  offline , Selasa, atau sekitar 1,4 juta barel per hari (bph). Sekitar 17,5 juta barel minyak menghilang dari pasar sejauh ini. Sumur lepas pantai Teluk menghasilkan sekitar 17 persen dari produksi Amerika.

“Operasi pengilangan tampaknya membuat pemulihan lebih cepat,” kata analis ING dalam sebuah catatan.
Kapasitas sekitar 1 juta bph ditutup sementara, turun dari puncaknya lebih dari 2 juta bph, tutur ING, mengutip laporan situasi terbaru dari Departemen Energi.

Pedagang akan mencermati data inventaris dari kelompok industri American Petroleum Institute yang dirilis Rabu, dan Badan Informasi Energi Amerika, Kamis, untuk gambaran yang lebih jelas tentang dampak badai terhadap produksi minyak mentah dan output pengilangan.

Analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan, rata-rata, stok minyak mentah turun 3,8 juta barel dalam seminggu hingga 3 September, dan mereka mengantisipasi stok bensin menyusut 3,6 juta barel dan produk penyulingan berkurang 3 juta barel.

“Kemungkinan hilangnya permintaan penyulingan dan jumlah minyak mentah mungkin sedikit berkurang,” kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.

Rabu, EIA memperkirakan produksi minyak mentah Amerika turun 200.000 bph menjadi 11,08 juta bph pada 2021, penurunan yang lebih besar dari ekspektasi sebelumnya, yakni penyusutan 160.000 bph.

Harga juga didukung karena pengunjuk rasa di Libya memblokir ekspor minyak di Es Sider dan Ras Lanuf, insinyur minyak di masing-masing pelabuhan mengatakan, meski insinyur lain mengatakan produksi di ladang yang memasok terminal tersebut tidak terpengaruh.

Sementara itu, pengawas atom PBB mengkritik Iran karena menghalangi penyelidikan terhadap kegiatan di masa lalu dan membahayakan pekerjaan pemantauan, yang mungkin memperumit upaya untuk melanjutkan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Negosiasi antara kekuatan dunia dan Iran dihentikan selama hampir tiga bulan sejak pemilihan presiden Iran, mengurangi prospek Teheran untuk dapat melanjutkan ekspor minyak. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PT Star Energy Geothermal Rampungkan Retrofit PLTP Salak, Tambah Kapasitas 7,7 MW

Jakarta, Situsenergi.com PT Star Energy Geothermal (SEG) berhasil menuntaskan proyek retrofit Unit...

Pertamina Bina Pembalap Cilik Indonesia, Siapkan Generasi Emas Balap Nasional

Lombok, Situsenergi.com Di tengah sorotan ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025,...

Pertamina Grand Prix of Indonesia Angkat Citra Lombok di Mata Dunia

Lombok, situsenergi.com Kesuksesan penyelenggaraan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 kembali menjadi...

Dirut Pertamina Tinjau Paddock VR46 Racing Team di Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025

Lombok, situsenergi.com Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri melakukan kunjungan...