Logo SitusEnergi
Jika Tak Dikendalikan, Emisi GRK di 2030 Sampai 58 Persen Jika Tak Dikendalikan, Emisi GRK di 2030 Sampai 58 Persen
Jakarta, Situsenergi.com Sektor energi di Indonesia, belum bisa lepas dari peran penting batu bara sebagai penyokongnya. Bahkan, di Indonesia, peran batu bara untuk pembangkit... Jika Tak Dikendalikan, Emisi GRK di 2030 Sampai 58 Persen

Jakarta, Situsenergi.com

Sektor energi di Indonesia, belum bisa lepas dari peran penting batu bara sebagai penyokongnya. Bahkan, di Indonesia, peran batu bara untuk pembangkit listrik mencapai 80 persen, artinya hanya 20 persen pembangkit listrik di Indonesia yang sudah menggunakan energi lain sebagai penggeraknya. 


Hal itu disampaikan oleh Direktur Jendral Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ridwan Djamaluddin, dalam diskusi virtual ‘Masa Depan Batubara dalam Bauran Energi Nasional”, Senin (26/7/2021). 

Ridwan mengungkapkan, Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2017 terbesar berasal dari sektor energi (49 persen) dan kehutanan yang berasal dari polisi kebakaran hutan sebesar 25 persen. 


“Peningkatan emisi GRK sektor energi akan terjadi pada tahun 2030 me jadi 58 persen jika tidak ada pengendalian,” ungkapnya. 


Sektor energi sendiri menurut Ridwan mencakup pembangkit listrik, industri, komersial dan rumah tangga, transportasi dan sektor lainnya. 


“Negara-negara Asia Pacific masih terus menambah PLTU batu bara nya, realitanya memang demikian. Asia Pacific memang isunya adalah energi murah yang berasal dari batu bara ini,” tuturnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Sektor Minerba, Irwandy Arif mengatakan, sekitar 41 persen dari kebutuhan listrik di dunia saat ini masih terpenuhi dari sumber energi batu bara, dan ini masih menjadi bahan bakar yang paling terjangkau. 


“Untuk di Indonesia sendiri, kedepan memang ada 3 hal yang akan mempengaruhi kondisi baru bara, yaitu aspek lingkungan, kemudian finansial industri baru bara dan transisi menuju energi baru terbarukan,” pungkasnya. (SNU

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *