


Jakarta, Situsenergi.com
Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha HUlu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIgas) Dwi Soetjipto memaparkan, sejak awal pandemi pada 2020 hingga 13 Juli 2021 kemarin, tercatat ada sebanyak 21.456 kasus Covid-19 di sektor hulu migas. Hal itu salah satu alasan sektor tersebut mengalami tekanan yang cukup berat.
“Industri hulu migas cukup tertekan akibat pandemi Covid-19 ini karena aktivitas hulu juga terbatas akses mobilitasnya,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual, dikutip Situsenergi.com, Jumat (16/7/2021).
Dwi merinci, dari total kasus tersebut, sebanyak 20.833 kasus berasal dari pegawai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan 623 adalah pegawai SKK Migas.
“Sebanyak 18.324 orang atau 85,4 persen kasus sudah sembuh, terdiri dari pegawai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) 17.844 kasus dan SKK Migas 480 kasus. adapun yang masih dalam perawatan mencapai 3.035 orang atau 14,1 persen, terdiri dari pegawai KKKS 2.898 orang dan SKK Migas 137 orang,” ungkapnya.
Kemudian untuk kasus meninggal dunia akibat covid-19 atau fatality di sektor hulu migas mencapai 0,5 persen, yang terdiri dari 97 orang, yaitu 91 orang pegawai KKKS dan 6 orang pegawai SKK Migas.
“Kami telah menggencarkan pelaksanaan vaksinasi di lingkungan industri hulu migas ini. Sudah 96 persen pekerja di lingkungan SKK Migas telah mendapatkan vaksin. Sebanyak 33.504 atau 40,9 persen pekerja hulu migas dari 65 KKKS dan 400 perusahaan jasa penunjang migas di 21 provinsi telah divaksin,” pungkasnya.
Meski demikian, industri hulu migas sepanjang Semester I tahun 2021 berhasil menghasilkan penerimaan negara sekitar USD 6,67 Miliar atau setara Rp. 96,7 Triliun. Angka itu setara 91,7 persen dari target yang dicanangkan dalam APBN 2021. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.