Home MIGAS Bahaya BBM Oktan Rendah Terhadap Kesehatan Masyarakat
MIGAS

Bahaya BBM Oktan Rendah Terhadap Kesehatan Masyarakat

Share
bahayanya bbm beroktan rendah terhadap kesehatan mayarakat dan lingkungan
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Mungkin banyak konsumen bahan bakar minyak (BBM) yang belum tahu atau justru sudah tahu tentang BBM Premium yang masih berada di level Euro 2 (sulfur 500 ppm), tetapi masih terus menggunakannya sebagai bahan bakar kendaraannya.

Padahal salah satu penyebab utama tingginya polusi udara di Jakarta dan sekitarnya serta kota-kota besar lainnya di tanah air adalah karena masih banyak pemilik kendaraan bermotor yang menggunakan BBM ber-oktan rendah di bawah level Euro 4.

Pada prinsipnya, kualitas BBM ditetapkan dengan pertimbangan efek terhadap polusi udara dan kesehatan manusia. Semakin baik kualitas BBM, akan semakin terjamin kesehatan masyarakat yang memang tidak bisa menghindar dari emisi kendaraan bermotor.

Seperti diketahui, Pemerintah melalui Permen LHK No 20 Tahun 2017, berupaya mengendalikan pencemaran udara dengan menetapkan baku mutu gas buang kendaraan. Dengan mengacu pada BBM untuk Gasoline (Bensin) menggunakan Research Octane Number (RON) dan Gasoil (Solar) yang menggunakan Cetane Number (CN). Standar fuel tersebut juga sesuai dengan spek kendaraan terkini.

Beberapa zat yang dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan yakni Karbon Monoksida, Nitrogen Oksida, Hidrokarbon berdampak buruk bagi kesehatan, diantaranya zat karbon monoksida dapat mengakibatkan pusing, sakit kepala dan mual, nitrogen oksida mengganggu saluran pernafasan. Sedangkan hidrokarbon membahayakan bila berada di dalam tubuh manusia dalam jumlah yang banyak.

Bahkan pada tingkat tertentu, emisi gas buang kendaraan dapat mengakibatkan dampak kesehatan yang lebih berat mulai dari gangguan pada sistem peredaran darah (kardiovaskular), menurunkan kemampuan gerak tubuh, serangan jantung, hingga kematian.

“Sudah terlalu lama masyarakat dan lingkungan Jakarta, Bodetabek bahkan kota-kota besar lainnya di Indonesia tercemar oleh bahan bakar minyak yang tidak ramah lingkungan,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. Budi Haryanto saat dihubungi Situsenergi.com beberapa waktu lalu.

Lebih jauh Prof.Budi menjelaskan, bahwa saat ini negara-negara tetangga dan bahkan hampir semua negara sudah menggunakan BBM berkualitas Euro 4 (sulfur 50 ppm). “Dan ternyata di negara-negara yang sudah menggunakan Euro 4 sejak lama, penyakit-penyakit terkait polusi udara menunjukkan penurunan yang signifikan,” katanya.

Sementara Pertamina sendiri terus mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM yang sesuai spek kendaraan. Karena selain mampu mengoptimalkan pembakaran dan meningkatkan performa mesin juga dapat mengurangi emisi gas buang kendaraan yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Menurut VP Corporate Communications Pertamina, Fajriyah Usman, pihaknya terus melakukan edukasi dan mendorong konsumen agar beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. “Seperti yang sudah kita rasakan sejak PSBB, langit biru dan udara lebih baik, untuk itu kami akan mendorong masyarakat untuk menggunakan produk yang lebih berkualitas,” katanya pada satu kesempatan.(Adi/Rif)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Elnusa Catat Value Creation Rp197,7 Miliar Lewat Program Inovasi CIP 2025

Jakarta, situsenergi.com PT Elnusa Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam membangun budaya inovasi...

Listrik Andal PLN Jadi Kunci Sukses Gelaran MotoGP Mandalika 2025

Mandalika, Situsenergi.com PT PLN (Persero) kembali menunjukkan keandalannya dalam mendukung ajang internasional...

Pertamina Patra Niaga Tegaskan Pentingnya Cerdas Memilah Informasi di Tengah Maraknya Hoaks BBM

Jakarta, situsenergi.com Di tengah derasnya arus informasi digital, Pertamina Patra Niaga mengingatkan...

PT Star Energy Geothermal Rampungkan Retrofit PLTP Salak, Tambah Kapasitas 7,7 MW

Jakarta, Situsenergi.com PT Star Energy Geothermal (SEG) berhasil menuntaskan proyek retrofit Unit...