Logo SitusEnergi
Demi Rasio Elektrifikasi 100 Persen, PLN Butuh Anggaran Rp12,2 Triliun Demi Rasio Elektrifikasi 100 Persen, PLN Butuh Anggaran Rp12,2 Triliun
Jakarta, Situsenergi.com PT PLN (Persero) membutuhkan suntikan anggaran sedikitnya Rp12,2 triliun untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal... Demi Rasio Elektrifikasi 100 Persen, PLN Butuh Anggaran Rp12,2 Triliun

Jakarta, Situsenergi.com

PT PLN (Persero) membutuhkan suntikan anggaran sedikitnya Rp12,2 triliun untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, Jumat (28/5/2021).

Menurut Rida, besaran anggaran itu sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya pencapaian target. Menurutnya, jika total Rp12,2 triliun itu tersedia, maka rasio elektrifikasi 100 persen bisa tercapai pada 2022 mendatang.

“Strategi yang sudah butuh Rp12,02 triliun. Kalau misalnya APBN hanya Rp 5 triliun maka targetnya bergeser,” kata Rida.

Menurutnya, hingga kuartal pertama 2021, sebanyak 542.124 rumah tangga di Indonesia belum teraliri listrik. Namun, jika dilihat dalam lingkup yang lebih luas, masih terdapat sekitar 345 desa yang belum menikmati listrik.

Adapun rasio elektrifikasi hingga kuartal I lalu sudah mencapai 99,28 persen. Sedangkan untuk rasio desa berlistrik sudah mencapai 99,59 persen.

“542.124 rumah tangga itu tentu saja ini data dinamis, karena tiap hari rumah tangga bertambah. Tapi untuk yang desa tidak sedinamis data rumah tangga,” ujarnya.

Untuk itu, Rida meminta, Penyertaan Modal Negara (PMN) PLN bisa ditambah. Tentunya, hal ini agar penggunaan anggaran tersebut betul-betul dimanfaatkan sesuai agenda yaitu melistriki wilayah yang masih gelap.

BACA JUGA   PLN Siap Jalankan RUPTL 2025–2034, Targetkan 1,7 Juta Lapangan Kerja dan Rp2.967 Triliun Investasi

Rida menjelaskan, dana PMN itu sendiri nantinya bakal dimanfaatkan untuk menjalankan beberapa strategi yang sudah dirancang. Pertama, melakukan perluasan jaringan untuk mengalirkan listrik ke desa dan atau rumah tangga yang dekat dengan grid PLN.

“Kemudian untuk menjalankan program perluasan jaringan untuk 24 desa di tahun 2021,” ucapnya.

Kedua, pembangunan minigrid atau pembangkit berbasis EBT bagi kelompok masyarakat yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau. “Program minigrid ini untuk 37 desa di tahun 2021,” imbuhnya.

Terakhir, untuk menyediakan tabung listrik atau yang disebut dengan alat penyalur daya listrik (APDAL) sebanyak 20.711 unit untuk 285 desa melalui APBN dan menyediakan pengisian energi listrik (SPEL) pada tahun 2021.

“Strategi ini, sebut Rida, khusus untuk wilayah yang jarak satu rumah ke rumah lainnya mencapai 500 meter atau lebih, sehingga tidak mungkin dilakukan perluasan jaringan maupun pembangunan minigrid,” pungkasnya. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *