

Minyak Anjlok Lebih Dari 2 Persen, Keraguan Pemangkasan Pasokan Jadi Penyebab
MIGAS April 1, 2021 Editor SitusEnergi 0

New York, Situsenergi.com
Harga minyak dunia anjlok lebih dari 2 persen, Rabu, terimbas oleh para trader yang bergerak terlalu hati-hati menjelang keputusan OPEC Plus terkait perpanjangan pemangkasan produksi.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup merosot USD1,39, atau 2,3 persen, menjadi USD59,16 per barel, demikian laporan Investing, di New York, Rabu (31/3/2021) atau Kamis (1/4/2021) pagi WIB.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent yang diperdagangkan di London, patokan global untuk minyak mentah, ditutup melorot USD1,40, atau 2,2 persen, menjadi USD63,53 per barel.
Sepanjang Maret, WTI dan Brent tercatat kehilangan hampir 4 persen sedangkan untuk kuartal pertama 2021, keduanya melonjak sekitar 22 persen.
Harga minyak menyusut meski Badan Informasi Energi melaporkan penurunan stok minyak mentah Amerika sebesar 876.000 barel, pekan lalu, dibandingkan ekspektasi analis untuk kenaikan 107.000 barel.
EIA mengatakan persediaan bensin juga turun 1,735 juta barel pekan lalu, dibandingkan ekspektasi untuk peningkatan 730.000 barel.
Ekspor minyak mentah AS, sementara itu, naik di atas angka 3 juta barel per hari setelah stagnan di sekitar 2,5 juta barel selama berminggu-minggu.
Selain laporan EIA, ada juga optimisme secara umum di seluruh pasar untuk rencana infrastruktur Amerika senilai USD2 triliun yang diusulkan Presiden Joe Biden, yang rinciannya akan diumumkan Rabu.
Namun, trader tetap berhati-hati menjelang hasil pertemuan dua hari OPEC Plus tentang kuota produksi untuk periode Mei.
Sejak April tahun lalu, 23 negara OPEC Plus – terdiri dari 13 anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) yang dipimpin Arab Saudi, dan 10 negara non- OPEC yang dimotori Rusia – telah menahan pasokan setidaknya 7,0 juta barel per hari dari pasar.
Pemotongan tersebut membantu WTI naik dari sedikit di bawah USD36 per barel pada 30 Oktober menjadi sedikit di bawah USD68 pada 8 Maret. Brent bangkit dari di bawah USD38 menjadi sedikit di atas USD71 pada rentang yang sama. Namun selama dua pekan terakhir, dua tolok ukur itu kehilangan sekitar 10 persen dari level tertinggi tersebut.
Komponen paling penting dari pemotongan OPEC Plus adalah bagian Saudi – yang menyumbang antara satu juta hingga dua juta barel per hari sejak April.
Menjelang keputusan Kamis terkait produksi Mei, pedagang berspekulasi Saudi akan mencoba untuk menekan produksi lagi dengan mengutip gelombang baru infeksi Covid-19 dan penguncian Eropa yang membuat wilayah itu salah satu yang paling rentan terhadap virus tersebut.
“Ekspektasi secara luas adalah OPEC akan mempertahankan pengurangan produksi, terutama setelah gejolak harga minyak selama seminggu terakhir,” kata Sophie Griffiths, analis OANDA.
Namun “dengan kasus Covid yang meningkat tajam dan penguncian yang ketat di Eropa serta emerging market utama seperti India dan Brasil, prospek permintaan minyak turun secara signifikan. Ini membayangi lintasan yang lebih optimistis dari Amerika,” papar dia.
Ayunan lebih dari 2 persen sehari untuk harga WTI dan Brent selama seminggu terakhir juga membuat pasar minyak “sangat rentan”, kata Griffiths. Itu dibandingkan perdagangan hampir satu arah dari empat bulan sebelumnya yang membawa harga minyak mentah naik 90 persen dari posisi terendah akhir Oktober. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.