Logo SitusEnergi
Investasinya Mahal, Harga Listrik PLTN Disebut Kompetitif Investasinya Mahal, Harga Listrik PLTN Disebut Kompetitif
Jakarta, Situsenergi.com Peneliti dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto menyebutkan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN)... Investasinya Mahal, Harga Listrik PLTN Disebut Kompetitif

Jakarta, Situsenergi.com

Peneliti dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto menyebutkan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia, disebutnya sangat mahal. Namun nilai investasi itu disebutnya akan terbayar dengan tarif listrik kompetitif yang dihasilkan dari pembangkit listrik tersebut.

“Sisi lemahnya nuklir, investasinya memang mahal bisa dua sampai tiga kali lipat dari PLTU atau pembangkit batu bara. Namun jika pemerintah menetapkan harga listrik nuklir sebesar 7 sen dolar per kilo Watt hour (kWh), itu masih cukup kompetitif,” ujar Djarot, dikutip dari sesi wawancara di CNBC TV, Senin (22/3/2021).

Djarot mengungkapkan, letak efisiensi dari PLTN yaitu pembangkit tersebut sekali dibangun, bisa memiliki kapasitas hingga ribuan MegaWatt (MW). Namun demikian, untuk pembangunannya diyakini tidak mudah, serta memerlukan waktu yang cukup panjang hingga PLTN itu bisa beroperasi.

“Bila pemerintah menyetujui pembangunan PLTN, maka dibutuhkan waktu setidaknya sekitar 10 tahun hingga pembangkit ini bisa beroperasi,” jelasnya.

Djarot menambahkan, rencana PLTN memang sudah harus dipikirkan saat ini, sebab dengan kapasitanya yang besar, maka hal itu bisa menambah angka bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).

BACA JUGA   Tak Ada Lagi Listrik Byarpet! PLN Raih Rekor Keandalan Lewat Aplikasi dan Digitalisasi

“Ini (PLTN) bisa dibangun di daerah-daerah yang relatif aman dari gempa seperti Bangka dan Kalimantan. Ini akan  mampu menambal kekurangan yang nggak bisa dipenuhi EBT, posisi pilihan terakhir bisa seperti itu ketika EBT tidak bisa masuk penuhi kebutuhan besar, maka nuklir masuk,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah sudah waktunya mempertimbangkan PLTN selain EBT, untuk menggantikan pembangkit listrik berenergi fosil, yang bisa memicu perubahan iklim dunia.

“Ini adalah perubahan iklim yang mungkin akan terpicu lebih dahsyat lagi,” pungkasnya. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *