Home MINERBA Penerapan Teknologi 4.0 Bisa Kurangi Resiko Kecelakaan Tambang
MINERBA

Penerapan Teknologi 4.0 Bisa Kurangi Resiko Kecelakaan Tambang

Share
penerapan teknologi 4.0 bisa kurangi resiko kecelakaan tambang
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan, bahwa penerapan teknologi 4.0 dalam dunia pertambangan berupa autonomous dan otomation peralatan tambang akan mengurangi risiko kecelakaan tambang.

Hal ini disampaikan Rizal dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (20/3/2021). “Selain itu, persyaratan standar lingkungan yang tinggi mendorong untuk semakin meningkatnya penggunaan sistem kendaraan listrik untuk kendaraan dalam tambang jika dibandingkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak,” katanya.

Perhap, kata dia, juga meminta industri pertambangan harus cepat beradaptasi dan mengembangkan teknologi serta sumber daya manusia untuk menuju operasi tambang bawah tanah.

“Produk tambang masih sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan modern. Kebutuhan bahan baku untuk industri berteknologi tinggi masih sangat bergantung dengan mineral hasil pertambangan, terutama logam tanah jarang,” papar Rizal.

Terkait pengoperasian tambang bawah tanah, kata Rizal, akan menjadi solusi meningkatkan produksi mineral dan batubara seiring mulai menipisnya cadangan tambang terbuka atau open pit.

“Eksploitasi tambang terbuka semakin tidak menguntungkan karena nisbah kupas (stripping ratio) semakin tinggi, yakni perbandingan antara jumlah lapisan tanah penutup dengan jumlah produk tambang yang dihasilkan,” paparnya.

“Hasil kajian teknis dan evaluasi ekonomi beberapa tambang terbuka merekomendasikan batas maksimal tambang terbuka. Pada kedalaman transisi, metode tambang terbuka harus diubah menjadi tambang bawah tanah,” tambah Rizal.

Seperti diketahui, sejumlah industri pertambangan dalam negeri sudah ada yang bergerak ke tambang bawah tanah, salah satunya PT Freeport Indonesia.

Perusahaan ini menginvestasikan dana sebesar 1,3 miliar dolar AS untuk operasional tambang bawah tanah, sehingga produksi bijih tembaga bisa meningkat sebanyak 60 persen dari kapasitas produksi mulai 2022 mendatang.

Freeport menggunakan metode block caving yang merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumber daya, blok-blok besar bijih di bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih itu runtuh akibat gaya beratnya sendiri. Setelah runtuh, bijih ditarik dari drawpoint dan diangkut menuju alat penghancur.(ERT/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PTBA Uji Coba Co-Firing PLTU 30 MW di Tanjung Enim

Jakarta, Situsenergi.com PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaksanakan uji coba co-firing pada...

MIND ID Dorong Hilirisasi Nikel di Sulawesi, Ribuan Tenaga Kerja Lokal Terserap

Jakarta, situsenergi.com Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, melalui PT Vale Indonesia...

Harga Batubara Turun, Kinerja Keuangan ITM Tertekan

Jakarta, situsenergi.com PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) menghadapi tekanan kinerja pada...

Waskita Kuasai Proyek Kilang Pertamina di Papua, Kirim Ratusan Beton Jumbo ke Sorong!

Jakarta, situsenergi.com PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) kembali mencetak prestasi di...