


Jakarta, Situsenergy.com
Realisasi program bauran energi nasional untuk energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai 14,21 persen dari target 23 persen di tahun 2025 mendatang. Artinya saat ini realisasi program tersebut baru setengah jalan. Dibutuhkan upaya yang sangat keras agar target tersebut bisa tercapai.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, F.X Sutijastoto, mengatakan dengan capaian yang ada saat ini, dia mengakui cukup sulit untuk bisa mencapai target. Pasalnya pengembangan EBT di Indonesumia tergolong sangat sulit dan penuh dengan hambatan. Sejauh ini porsi EBT ditopang oleh panas bumi 5,84 persen, air 8,17 persen, dan energi terbarukan lainnya 0,2 persen.
“Realisasi sampai Mei ini share-nya adalah 14,2 persen. Rinciannya pertambahan panas bumi memang cukup menggembirakan,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7).
Bila dicermati, lanjut dia perkembangan EBT dalam 3-4 tahun terakhir hanya 500 megawatt per tahun. Oleh karena itu, jika tidak ada usaha apa-apa maka dalam 5 tahun ke depan sampai 2024, EBT hanya akan bertambah 2.500 megawatt. Jika demikian maka pada 2024 porsi EBT hanya 12.800 megawatt. Sementara untuk mencapai target 23 persen di 2025 dibutuhkan energi terbarukan sebesar 20 ribu megawatt.
“Namun untuk mencapai 23 persen kita itu perlu kapasitas EBT pada tahun 2024 itu harus sekitar 20.000 megawatt. Sehingga ini gap-nya itu cukup signifikan. Nah inilah perlu adanya upaya upaya percepatan,” ujarnya. (DIN/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.