Logo SitusEnergi
Tahun Lalu, Ekspor Minyak Sawit dan Turunannya Capai Rekor Tahun Lalu, Ekspor Minyak Sawit dan Turunannya Capai Rekor
Jakarta, Situsenergy.com Sepanjang tahun 2019 kemarin, Indonesia telah mengekspor 36,18 juta ton minyak sawit dan produk turunannya termasuk biodiesel dan oleokimia. Jumlah tersebut merupakan... Tahun Lalu, Ekspor Minyak Sawit dan Turunannya Capai Rekor

Jakarta, Situsenergy.com

Sepanjang tahun 2019 kemarin, Indonesia telah mengekspor 36,18 juta ton minyak sawit dan produk turunannya termasuk biodiesel dan oleokimia. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi yang pernah dicapai RI.

“Data dari Asosiasi Minyak Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan ekspor naik 4,2% dari 34,71 juta ton pada tahun 2018, didukung oleh meningkatnya permintaan dari China, Timur Tengah dan pasar Afrika, yang mengimbangi penurunan permintaan dari negara-negara lain terutama India,” kata Ketua GAPKI Joko Supriyono di Jakarta, Selasa (4/2).

Dia mengatakan India, pembeli minyak nabati utama dunia, mencatat penurunan terbesar di antara tujuan pengiriman tahun lalu setelah negara itu memberlakukan tarif impor yang lebih tinggi bagi produk CPO Indonesia dibandingkan dengan yang dari saingannya Malaysia.
Supriyono menambahkan pertumbuhan produksi pada tahun 2020 diperkirakan akan melambat karena kekeringan dan pengurangan penggunaan pupuk tahun lalu kemungkinan akan mempengaruhi hasil panen.

Dia juga mengatakan GAPKI sedang memantau dampak penyebaran coronavirus di China pada permintaan minyak sawit. GAPKI mengatakan Indonesia memproduksi 47,1 juta ton minyak sawit mentah (CPO) tahun lalu dan 4,6 juta ton minyak inti sawit. Sebagai perbandingan, pada tahun 2018 produksi mencapai 43 juta ton CPO dan 4,3 juta ton minyak kernel.

BACA JUGA   Ultah Ke-17, PDSI Rayakan dengan Donor Darah: Biar Nggak Cuma Tiup Lilin

Pada akhir 2019, Indonesia memiliki sekitar 4,6 juta ton cadangan minyak sawit. Harga telah jatuh di pasar komoditas karena kekhawatiran coronavirus yang menyebar cepat akan mempengaruhi kegiatan ekonomi di China dan pada gilirannya permintaan impor. Jumlah kematian dari coronavirus, yang telah dinyatakan darurat global, telah meningkat menjadi 361 di China pada hari Minggu, dan jumlah kasus yang dilaporkan telah mencapai 17.200.

“Paparan kami ke Tiongkok cukup besar. Jika ini hanya sementara, masih ada harapan untuk pertumbuhan,” kata Supriyono.(DIN/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *